Hai Sobat Dy, apakah anak-anak perlu dikenalkan dengan sikap empati sejak dini? Beberapa orang tua menyatakan bahwa hal ini penting karena anak dapat memahami perasaan orang lain dan mampu menempatkan dirinya.
Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk menumbuhkan sikap empati pada anak sejak dini. Dampak lain yang ditimbulkan adalah anak akan lebih mudah berinteraksi dengan orang lain.
Namun, tidak semua orang tua memahami bagaimana cara menumbuhkan sikap empati pada anak. Sebetulnya hal ini dapat dilakukan dengan memberikan contoh dalam kegiatan sehari-hari. Simak yuk tips cara menumbuhkan sikap empati pada anak!
Empati
Empati bukanlah sifat turunan seperti gen yang diwariskan orang tua terhadap anaknya dan diperoleh sejak anak lahir ke dunia. Namun, sifat atau sikap simpati dapat menjadi bagian dari diri anak jika orang tua menstimulus dan menumbuhkannya.
Sebelum membahas bagaimana cara menumbuhkan sikap empati, apakah Sobat Dy mengetahui apakah empati itu? Apakah empati sama dengan simpati?
Hal ini kerap terjadi, beberapa orang menganggap bahwa empati adalah simpati. Padahal kedua kata ini mempunyai arti yang berbeda. Empati merupakan kemampuan emosional untuk memahami suatu hal yang dirasakan dan atau dipikirkan oleh orang lain.
Sedangkan simpati adalah rasa yang muncul karena ikut merasakan keadaan yang dialami oleh seseorang atau kelompok lain, baik itu rasa duka, suka, kecewa, dan sebagainya.
Sikap empati merupakan salah satu hal penting, karena tanpa adanya rasa empati, seseorang cenderung bersikap tidak peduli dengan sekitarnya. Bahkan tidak dapat merasakan penderitaan yang dilamai oleh orang lain.
Selain itu, perasaan menyesal atau bersalah tidak dimiliki oleh seseorang yang telah menyaiti sesama. Sehingga akhirnya sesorang tersebut akan lebih sering merendahkan, meremehkan bahkan mengucilkan orang lain yang sedang mengalami kesulitan.
Alih-alih bersimpati dengan keadaan orang lain yang sedang mengalami kesulitan, seseorang tersebut justru tidak peduli dengan lingkungan.
Jika hal ini terjadi pada anak-anak, anak akan kesulitan mendapatkan teman karena cenderung dijauhi oleh temannya. Anak pun akan cenderung merendahkan, meremehkan, mengucilkan anak lain yang sedang kesulitan.
Ciri Seseorang Yang Mempunyai Empati
Tahukah Sobat Dy bahwa empati merupakan salah satu bentuk kecerdasan emosional? Seseorang yang memiliki empati, mempunyai ciri yang mudah dikenali sebagai berikut:
1. Mampu mendengarkan pembicaraan orang lain dengan baik. Sehingga orang lain lebih nyaman untuk bercerita.
2. Dapat menerima sudut pandang orang lain walaupun mungkin berbeda dengan sudut pandangnya.
3. Lebih peka terhadap perasaan orang lain dengan adanya perubahan ekspresi, sikap, cara bicara, bahasa tubuh yang berbeda dibandingkan biasanya.
Jenis Empati
Terdapat beberapa jenis empati yang perlu Sobat Dy ketahui, di antaranya:
Empati kognitif
Empati kognitif merupakan kemampuan menerima sudut pandang atau pemikiran seseorang. Keadaan memahami kondisi mental atau pemikiran seseorang dalam merespon keadaan atau situasi tertentu.
Empati afektif
Empati afektif merupakan kemampuan memahami emosi orang lain dan mampu meresponnya dengan tepat, sehingga seseorang tersebut tidak merasa sendiri dalam menghadapi suatu keadaan.
Empati somatis
Empati somatis merupakan kemampuan memahami kondisi seseorang dan ikut merasakan respon seseorang tersebut secara fisik. Misalnya jika seseorang sedang tegang menunggu pengumuman hingga jantung berdetak lebih kencang, orang berempati somatis dengan ikut merasa tegang dan jantung berdetak lebih kencang.
Cara Menumbuhkan Sikap Empati Pada Anak
Seorang anak yang memiliki rasa empati akan lebih mudah untuk membangun dan menjalin hubungan dengan anak ataupun orang dewasa lain yang berada di sekitarnya. Walaupun dibutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk menumbuhkan sikap empati pada anak, bukan berarti hal tersebut sulit untuk dilakukan, bukan.
Sobat Dy dapat menstimulus menumbuhkan rasa empati dengan cara yang sederhana sebagai berikut:
Penuhi kebutuhan emosi anak
Sebelum anak dapat merasakan dan mengekspresikan rasa empati pada orang lain, orang tua sebaiknya memenuhi kebutuhan emosi anak. Ibarat sebuah bejana, dia tidak akan mengalirkan apapun jika bejana tersebut kosong, bukan?
Begitu pula dengan empati. Anak tidak akan berempati jika dia kebutuhan emosinya tidak terpenuhi. Misalnya jika anak sedih, orang tua dapat memeluknya untuk menunjukkan bahwa orang tua berempati pada anak.
Ajarkan anak mengendalikan emosi negatif
Setiap orang tentunya memiliki emosi negatif seperti marah-marah, cemburu, termasuk anak-anak. Namun, hal ini sebaiknya dikendalikan dengan cara yang positif.
Ketika anak memukul salah satu temannya, jangan langsung memarahinya, tetapi lerai dulu dan tungu keduanya tenang. Kemudian ajak keduanya berbicara tentang perasaannya masing-masing dan dnegarkan dengan seksama.
Selanjutnya berikan pemahaman pada anak bagaimana cara menunjukkan perasaannya dengan cara yang lebih tepat. Misalnya adik merebut mainan kakak, sehingga kakak memukul adik. Orang tua dapat memberikan pemahaman, bahwa dipukul itu sakit, sebaiknya adik diberitahu dulu agar tidak merebut mainan kakak.
Menjadi role model
Anak merupakan peniru ulung, apapun yang dilakukan orang tua akan dengan mudahnya diikuti anak. Orang tua memberikan contoh bagaimana berempati kepada sesama, sehingga hal ini akan dilihat anak kemudian dicontoh anak.
Tanya perasaan anak saat kondisi anak sedang tidak baik
Kadang anak berada pada kondisi yang tidak baik atau tidak nyaman dan menunjukkan emosi negatif karena suatu hal, misalnya bertengkar, tidak sengaja memukul saudaranya. Orang tua dapat menanyakan perasaan anak
Selain itu, orang tua juga dapat menyampaikan bahwa apa yang dilakukannya dapat menyakiti perasaan orang lain atau menyakitinya secara fisik dan hal tersebut tidak baik. Ajak anak untuk berdiskusi, jika anak diperlakukan tidak baik. Seperti "Bagaimana perasaanmu jka mainanmu direbut?"
Sampaikan perasaan yang mungkin dialami anak dan bantu anak untuk memahami emosi dan perasaan tersebut.
Libatkan anak pada aktivitas sosial
Orang tua dapat melibatkan anak pada aktivitas sosial, misalnya berbagi takjil pada bulan Ramadan, mengajak anak untuk memilah mainan atau pakaian yang masih layak pakai untuk diberikan ke panti asuhan, berbagi bingkisan lebaran pada orang tidak mampu, dan lainnya.
Berikan penjelasan pada anak bahwa kegiatan tersebut akan berdampak positif pada orang yang diberi.
Biasakan anak untuk tidak mencemooh atau membully teman
Ajak anak untuk bersikap baik pada siapapun, termasuk pada anak atau orang lain yang keadaannya kurang beruntung. Berikan pengertian pada anak untuk tidak menyakiti perasaan orang lain dalam bentuk appaun, karena hal tersebut merupakan tindakan yang salah.
Ajarkan pula pada anak untuk meminta maaf ketika anak baik secara sengaja atau tidak mengucapkan kata-kata yang tidak baik, mencemooh atau membullymencemooh atau membully, maupun intimidasi terhadap anak lain. Sehingga anak mengetahui bahwa seseorang yang tampak berbeda juga memiliki perasaan yang sama seperti dirinya.
Penutup
Menumbuhkan sikap empati pada anak memang bukan pekerjaan mudah dan kilat. Semuanya butuh proses. Sabar berproses bersama anak, akan membuatnya lebih mudah untuk dilakukan.
Pertanyaan atau sikap anak anak hendaknya tidak ditanggapi dengan emosi atau diabaikan, karena anak tidak dapat berproses sendiri. Namun, dengan adanya panduan dan bimbingan orang tua anak akan tumbuh menjadi pribadi yang memiliki empati. Simak juga tentang pentingnya pendidikan moral pada anak sejak dini ya. Semoga bermanfaat.
Referensi
1. https://www.kompas.com/sains/read/2021/10/29/133200423/apa-itu-empati-dan-cara-meningkatkan-empati
2. https://hellosehat.com/parenting/anak-6-sampai-9-tahun/perkembangan-anak/menumbuhkan-rasa-empati-anak/
3.https://www.halodoc.com/artikel/5-tips-mudah-menumbuhkan-rasa-empati-pada-anak